Pengikut

Sabtu, 26 September 2009

Ketapang di mata ku

0 komentar
menjelajahi tiap sudut kota ketapang menjadi hal yang menarik sampai saat ini. kota berubah namun perilaku tak berubah (bg Iwan Fals), namun hal ini menjadi tantangan buat pemerintah daerah untuk tetap berusaha mencerdaskan kehidupan masyarakat dan ikut menjaga perdamaian di tanah kayong ini.

walaupun perilaku menyimpang dan kekerasan tidak begitu kentara di kota yang telah ku tinggalkan 4 tahun ini, namun benih-benih itu sepertinya sudah mulai kelihatan. setiap sudut jalan di penuhi dengan barisan serdadu motor yang siap mengoyak sepinya jalanan dengan mulut kecil namun tak sebanding dengan bunyi yang keluar dari knalpot yang begitu menyakitkan telinga. para orang tua protes dengan keras, berteriak hentikan motor mu nak, namun mereka hanya bisa membisu mengetahui yang melakukan adalah anak dari teman kantor mereka, anak dari bos mereka, anak dari hasil pernikahan mereka sendiri. mulut tersipu malu dan senyum simpul dilakukan untuk menetralisir kedaan yang semakin memanas.

cerita lucu diutarakan temen sekolah di SMP menjelang maghrib, idelisme yang tertanam di benakknya membawa dia berpikir bagaimana wajah kota kelahirannya 10 tahun yang akan datang. kekahawatiran merupakan hal yang wajar menurutku untuk membayangkan kota hantu ini dengan berbagai bentuk rupa, hehehehe. seakan melanglang buana ke negeri didalam sebuah kerang, ketapang merupakan mutiara hitam yang kehilangan keindahannya karena di cat dengan warna pink ama "si empunya", terlihat lebih feminim memang, namun lebih rapuh sehingga coreng moreng tanpa identitas yang jelas.

miris memang namun tak sampai ku menangis, terkadang hanya bisa mengais apa yang ada untuk di kembalikan di tempatnya semula. ku pulang dengan berbagai harapan dan impian untuk melakukan hal yang benar, semoga bukan hanya mengkhayal tanpa usaha.
 

kampung anak Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez