Pengikut

Sabtu, 21 Maret 2009

MENENTUKAN MATERI BELAJAR SECARA BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN


Demokrasi diruang kelas

Oleh : Agustina Rina, S.Pd

tentang penulis
Agustina Rina,S.Pd. Guru mata pelajaran Ekonomi lulusan dari Program Studi Pendidikan Dunia Usaha, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 1996. Status sebagai Pegawai Negeri Sipil diperolehnya di tahun 2005. Di tahun yang sama, guru beragama Katolik yang akrab dipangil Ibu Rina ini mulai mengajar di SMA Negeri 1 Bengkayang hingga sekarang. Sebelumnya pernah pula mengajar Ekonomi di SMA Santu Petrus Pontianak selama kurang lebih 8 tahun.


Pengantar
Penentuan beberapa materi ajar dari mata pelajaran Ekonomi yang saya lakukan di SMA Negeri I Bengkayang, khususnya di kelas X, dilakukan dengan melibatkan semua siswa untuk ikut berpartisipasi. Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dalam satu semester terdapat pokok bahasan dan beberapa sub pokok bahasan. Berdasarkan pengalaman mengajar sebelumnya, setiap pokok bahasan terdiri dari 2 hingga 5 sub pokok bahasan dan proses penyampaiannya memerlukan beberapa kali pertemuan atau tatap muka. Pilihan pokok bahasan dan sub pokok bahasan merupakan kewajiban guru dan tidak melibatkan siswa

Pada penghujung semester ini saya mencoba melibatkan semua siswa khususnya kelas X untuk bersama-sama menentukan pilihan materi ajar pada mata pelajaran Ekonomi yang masih tersisa. Masih terdapat 2 pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub pokok bahasan. Pelibatan siswa ini dimaksudkan untuk menentukan secara bersama materi ajar dari sub-sub pokok bahasan itu, mana yang mesti dipelajari dalam pertemuan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, dengan tujuan agar bisa mendorong siswa untuk bertangung jawab mengawal materi ajar yang telah ditentukan, serta melatih saya sebagai guru dan siswa merancang agenda belajar dan menggunakan metode pembelajaran tersebut secara bersama.

Alasan saya melibatkan siswa dalam penentuan materi ajar ini, karena selama ini saya melihat bahwa siswa hanya dijadikan objek pembelajaran dan penerima materi yang telah diatur di dalam urutan-urutan materi ajar yang ada di dalam kurikulum maupun buku paket, sehingga pada awal sebelum masuk proses kegiatan belajar mengajar siswa sudah tidak diajak untuk berpartisipasi menggali pemahaman dari suatu materi ajar. Hal ini yang menurut saya menjadi penyebab siswa kurang merasa bertanggung jawab untuk mendalami dan bersikap kritis terhadap materi-materi yang akan dipelajari. Hal ini baru saya sadari sebagai guru ketika hampir semua siswa di kelas tidak dapat memenuhi ketuntasan belajar dalam kompetensi yang akan dicapai dari setiap pokok dan sub pokok bahasan.

Menentukan Materi Belajar Secara Bersama
Didalam materi ajar pada mata pelajaran Ekonomi kelas X terdapat beberapa pokok bahasan yang mesti disampaikan kepada siswa diantaranya: “ Permasalahan Ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan kelangkaan, dan sistem ekonomi,” dengan sub pokok bahasannya: “Mengidentifikasi kebutuhan manusia, sumber ekonomi yang langka versus kebutuhan yang tidak terbatas, masalah pokok ekonomi dan sistem ekonomi.” Pokok bahasan lain adalah “Kelompok pelaku ekonomi,” dengan sub pokok bahasannya “Peran Rumah Tangga Produksi (RTP), Rumah Tangga Konsumen (RTK) di dalam dan luar negeri.”
Kedua pokok bahasan tersebut saya sampaikan dengan menggunakan metode diskusi kelas dan metode inquiry. Proses penyampaian bahan ajar semaksimal mungkin dilakukan dengan selalu melibatkan siswa dalam menggali informasi berkenaan dengan materi di atas. Informasi mengenai materi ajar tersebut bisa mereka dapatkan dari sumber-sumber lain selain buku paket, seperti majalah, koran, dan buku terbitan lain yang ada diperpustakaan.
Pada awal dan akhir dari proses pembelajaran selalu diadakan review sekitar kurang lebih 5 menit. Ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Setelah dilakukan ulangan atau evaluasi dengan tujuan untuk melihat ketuntasan belajar siswa dalam setiap materi yang telah dipelajari, ternyata hasilnya tidak begitu sesuai dengan apa yang saya harapkan. Masih ada beberapa orang siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan (SKBM) yang telah ditetapkan secara bersama. Hal ini membuat saya berpikir bagaimana caranya untuk lebih melibatkan siswa supaya ikut bertangungjawab dalam menjalani proses pembelajaran, agar terjadi peningkatan dalam memahami setiap materi ajar yang mereka pelajari.

Upaya itu saya lakukan di pertemuan berikutnya. Adapun materi yang akan saya sampaikan pada pertemuan ke delapan di kelas X dengan jumlah siswa 40 orang, adalah tentang “Pendapatan nasional” yang merupakan pokok bahasan ke-3 dari 4 pokok bahasan yang ada. Adapun sub pokok bahasannya adalah:
 Pendapatan Domestik Bruto
 Pendapatan per kapita dengan metode penghitungan nasional
 Pengertian Pendapatan Nasional Bruto
 Mamfaat perhitungan Pendapatan Nasional
 Membandingkan pendapatan bruto dengan negara lain

Materi-materi ini disampaikan ke siswa melalui 5 kali pertemuan, setiap pertemuannya dua jam pelajaran.

Langkah pertama yang saya lakukan dalam upaya penentuan materi ajar secara bersama adalah menjelaskan terlebih dahulu garis besar tentang pokok bahasan mengenai pendapatan nasional, dengan sub pokok bahasan: “Pengertian pendapatan domestik bruto, apa dan bagaimana pendapatan domestik bruto, bagaimana melihat pendapatan perkapita dengan metode penghitungan nasional, bagaimana membandingkan pendapatan domestik bruto dengan negara lain dan manfaat perhitungan pendapatan nasional.”
Penjelasan ini diperlukan untuk memberikan pemahaman awal secara garis besar pada siswa. Penjelasan memakan waktu kurang lebih satu jam pertama. Untuk satu jam berikutnya saya memberikan penawaran kepada siswa untuk mengkritisi dan mengusulkan dari beberapa sub pokok bahasan tersebut mana yang mesti dipelajari dalam pertemuan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Untuk mempermudah proses penawaran ke siswa saya membuat format yang ditulis di papan tulis sebagai acuan yang mencantumkan semua sub pokok bahasan yang akan dijadikan materi ajar. Format itu akan di isi secara bersama oleh semua siswa yang memberikan tanggapan serta argumennya masing-masing atas usulannya.
Hal kedua yang saya lakukan adalah mengajak semua siwa untuk memberikan pendapat atau komentar dan mengusulkan materi apa saja yang mesti mereka pelajari dalam pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Dalam proses ini ada banyak pendapat dan usulan siswa diantaranya :
 Ada yang mengusulkan materi pertama yang mesti mereka pelajari adalah “pendapatan perkapita” dengan alasan materi ini dapat memberikan pemahaman dan pengertian tentang bentuk dan jenis-jenis pendapatan kalau ini sudah dimengerti maka materi lain akan mudah di pahami
 Ada juga beberapa siswa yang mengusulkan untuk mempelajari pengertian “pendapatan nasional” terlebih dahulu dengan alasan jika sudah mengerti tentang apa itu pendapatan dan jenis-jenisnya maka akan mudah untuk memahami materi pendapatan perkapita PNB dan mamfaatnya.
 Dan ada juga yang mengusulkan untuk menggabung dua materi dalam satu kali pertemuan yaitu “pendapatan nasional bruto” dengan “pendapatan nasional” dengan alasan materinya mirip sehingga akan mudah untuk diketahui hanya dengan satu kali pertemuan.

Berbagai alasan itu ditampung oleh guru dipapan tulis agar mudah dibaca dan dilihat sebagai pertimbangan dalam mengisi format usulan. Selanjutnya setiap siswa dipersilakan unutk maju ke depan mengisi format. Hasil dari isian fomat tersebut seperti contoh di bawah ini:

Materi pokok : Pendapatan Nasional

Sub pokok
bahasan Pertemuan ke-
1 2 3 4
Pendapatan domestik broto 10 org
Pengertian pendapatan nasional 16 org
Pendapatan perkapita 16 org
Membandingkan PDB dengan negara lain 8 org
Manfaat perhitungan PN 6 org

Dari isian siswa dapat dilihat bahwa materi tentang pengertian “Pendapatan nasional” dan “Pendapatan perkapita” dapat diajarkan dalam satu kali pertemuan dan menjadi pertemuan pertama, “Pendapatan bruto” diajarkan dalam pertemuan kedua, “Membandingkan PDB dengan negara lain” dalam pertemuan ketiga, dan “Manfaat perhitungan PN” menjadi pertemuan yang keempat. Hasil isian ini memberikan suatu kesepakatan bersama tentang urutan materi ajar dari mata pelajaran Ekonomi untuk kelas X. Sehingga untuk menyelesaikan pokok bahasan ini cukup dengan empat kali pertemuan saja.
Dari proses pembelajaran pertama yang membahas tentang sub pokok bahasan yang mendapat urutan pertama, terlihat siswa lebih siap untuk belajar dan menerima materi. Hal itu tampak dari keseriusan mereka dalam memberikan komentar dan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan kunci yang dilontarkan oleh guru seperti: apa itu pendapatan perkapita, kenapa perlu pendapatan perkapita, apa pengertian pendapatan perkapita.
Setelah dilakukan ulangan untuk melihat ketuntasan dari apa yang telah dipelajari ternyata rata-rata siswa tuntas dan paham terhadap materi ajar. Ini bisa dijadikan indikator bahwa cara seperti ini bisa dilakukan untuk mendorong siswa siap dan bertanggung jawab untuk mempelajari dari materi-materi ajar yang telah ditentukan bersama.

Pelajaran yang dapat diambil
Dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa secara langsung, saya melihat dan merasakan adanya perubahan suasana yang terjadi pada diri saya sendiri dan siswa. Perubahan itu terjadi ketika interaksi dan suasana kelas sudah terbangun dan menjadi milik dan ruang belajar bersama seolah-olah tidak ada lagi perbedaan antara saya sebagai guru dan siswa.
Pada saat saya mengajak siswa untuk menentukan urutan materi pembelajaran, mereka sangat antusias menyebutkannya dengan berbagai gaya dan ciri khas masing-masing, meskipun masih ada siswa yang malu bersuara karena takut salah. Namun akhirnya, karena melihat teman-temannya bersemangat diapun angkat bicara untuk mengemukakan pendapatnya. Melihat siswa bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar, saya juga semakin bersemangat dalam menggali lebih dalam kemampuan mereka untuk memahami materi.
Gambaran di atas memberikan sesuatu yang berbeda buat saya sebagai guru, karena dalam interaksi belajar dengan siswa di kelas saya tidak sepenuhnya menggunakan pikiran melainkan juga menggunakan perasaan dalam memahami keinginan siswa, ternyata hal itu berhasil dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Perubahan pada diri siswa sendiri bisa dilihat ketika :
1. Ada seorang siswa yang biasanya pendiam kemudian angkat bicara dan mengutarakan pendapatnya, ini merupakan perubahan yang langsung dapat dilihat. Perubahan yang seperti ini biasanya langsung direspon oleh kelas dengan tepuk tangan atau sekedar komentar “tumben si A ngomong.”
2. Kecenderungan untuk pindah tempat duduk di barisan depan merupakan indikasi bahwa hal-hal yang dilakukan guru membawa perubahan ke arah yang positif.
3. Komentar-komentar positif yang secara langsung dikemukakan siswa misalnya “Oh, sekarang saya baru tahu”; “Mengapa dulu saya susah mengerti tentang hal ini”; “Cepat sekali pelajaran kali ini”; “Kami rela belajar terus sampai sekian jam lagi”; dan sebagainya. Pernyataan tersebut memberikan keyakinan bahwa ada perubahan dalam diri siswa antara yang sebelumnya dengan sesudahnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tentunya ada beberapa hal yang cukup membantu saya dalam penyampaian materi ajar dan ada juga yang memerlukan pemikiran dan kreativitas tersendiri dalam mengatasinya, di antaranya:

1. Adanya Program Semester sangat membantu saya dalam mengalokasikan hari-hari efektif. Pengalaman mengajar pada tahun-tahun sebelumnya dapat memberi gambaran materi mana yang harus diberikan dan bagaimana metode pengajarannya. Ketika mendapat tugas untuk mengajar pada kelas tertentu maka secara garis besar langsung tergambar materi apa saja yang harus disampaikan dan kendala apa saja yang akan ditemui dalam prosesnya, sehingga secara global saya sudah mampu membayangkan permasalahan dan solusinya.
2. Tidak semua materi yang akan disampaikan kepada siswa merupakan materi yang dapat langsung dipahami. Tidak jarang suatu istilah yang sederhana tidak diketahui oleh siswa, misalnya istilah-istilah yang merupakan serapan dari bahasa asing, seperti sparepart dan kuantitas. Untuk mengatasi hal ini saya memberikan pemahaman awal kepada siswa dan bahkan sekali kali saya memberikan (mendiktekan) suatu materi secara langsung. Bagi saya sendiri ketika akan menjelaskan materi ajar ke siswa ada permasalahan tersendiri, yang sering saya istilahkan sebagai “materi basah” dan “materi kering”. Materi basah yang dimaksud di sini adalah materi yang mudah untuk dijelaskan (meskipun materi itu sendiri bukan materi yang mudah). Suatu materi dapat dikatakan mudah untuk dijelaskan karena materi ini berkaitan langsung dan dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa. Alasannya materi ini berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan materi kering adalah materi yang sulit untuk dijelaskan, misalnya materi “bursa efek”. Saya sebagai guru hanya mempunyai pengetahuan dalam bidang itu sebatas teori saja. Kenyataan ini terkadang membuat adanya perbedaan dalam penyampaian materi yang dilakukan oleh saya sebagai guru. Ada materi tertentu yang disampaikan secara lengkap dan mendetail, tetapi di bagian lain ada materi yang hanya diberikan secara sepintas, bahkan terkesan sambil lalu daripada tidak diajarkan. Untuk mengatasi masalah ini saya perlu mendapatkan literatur yang paling lengkap tentang sebuah materi. Padahal inilah yang sangat sulit untuk terealisasi. Sebagai gambaran, di Kabupaten Bengkayang tidak ada toko buku yang menjual buku-buku pelajaran, perpustakaan daerah, dan akses internet yang disewakan. Sangat diharapkan ada pihak-pihak yang memberikan kesempatan untuk studi lapangan secara langsung kepada guru, misalnya untuk mempelajari tentang pajak guru dibawa ke KPP, atau studi bursa efek ke BEJ/BES, dan lain-lain.
3. Sarana/prasarana pembelajaran yang hanya berupa kapur dan papan tulis menjadikan guru itu sendiri sebagai sarana/prasarana utama pembelajaran. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru dipadu dengan kemampuan menjelaskan yang baik merupakan video yang gambarnya ada dalam benak masing-masing siswa. Tentu saja gambaran ini akan berbeda antara satu siswa dengan siswa lain, bahkan mungkin gambaran itu tidak tepat.

0 komentar on "MENENTUKAN MATERI BELAJAR SECARA BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN"

Posting Komentar

 

kampung anak Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez