Pengikut

Sabtu, 21 Maret 2009

MENGELOLA CARA PEMBELAJARAN YANG BERORENTASI PADA KEMAMPUAN SISWA


Demokrasi diruang kelas

Oleh : Juliati, S.Sos

tentang penulis
Juliati, S.Sos. Pemeluk agama Katolik ini adalah lulusan dari Program UKS, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Tanjungpura Pontianak tahun 1996. Lahir di Anik Manyuke, 5 Juli 1970. Mengajar mata pelajaran Sosiologi pada SMA Maniamas Ngabang dari tahun 1999 sampai sekarang. Tahun 2004-2006 pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah di SMA Maniamas Ngabang.

Pengantar
Sekolah Menengah Atas (SMA) Maniamas pada tahun ini memulai kegiatan belajar mengajarnya dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dimana guru dan siswa dituntut untuk bersikap aktif dan responsif terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari dalam pembelajaran yang bersifat interaktif. Hal itulah yang mendorong saya sebagai guru, untuk dapat berbuat lebih baik dalam mengajar, dan mulai meninggalkan cara dan gaya mengajar yang selama ini menjadi kebiasaan. Metode pembelajaran yang saya gunakan dalam hal ini adalah dengan terlebih dahulu melihat dan mengkaji topik-topik dari materi yang akan diajarkan, mengetahui kemampuan siswa-siswa saya, dan kemudian memilih cara pembelajaran dan media pendukung yang tepat untuk keperluan itu.
Saat ini saya mengajar mata pelajaran Sosiologi di kelas X, XI, dan XII, yang masing-masing memiliki kelas paralel. Sebagai tempat untuk menerapkan cara pembelajaran, yang saya pilih adalah kelas XI A. Kelas ini saya anggap sebagai kelas yang ideal untuk menerapkan cara pembelajaran yang berorentasi pada kemampuan siswa, karena selain jumlah siswanya cukup dan perbandingan siswa menurut jenis kelaminya mendekati ideal, juga karena siswa-siswa di kelas ini senang diajak untuk melakukan interaksi secara aktif dalam pembelajaran serta bersemangat dalam mempelajari dan membahas bahan ajar yang aktual, yang terdapat dalam realitas kehidupan sehari-hari.
Dari pengamatan atas proses pembelajaran yang terjadi di kelas ini, saya berkesimpulan bahwa siswa lebih menyenangi pembelajaran yang menyodorkan berbagai hal yang terjadi dalam lingkungannya, lebih memahami bahan ajar yang disajikan guru yang berorentasi pada kemampuan mereka, dan bersemangat untuk membicarakan apa yang mereka pelajari secara bersama. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan hasil belajar siswa lebih baik.

Mengelola Cara Pembelajaran yang Berorentasi Pada Kemampuan Siswa
Pada setiap akhir pembelajaran sebelumnya, saya dan siswa membuat suatu kesepakatan bersama tentang prosedur dan proses penyampaian materi yang akan diajarkan pada pembelajaran berikutnya. Hasilnya menyepakati bahwa masing-masing siswa membuat suatu catatan yang merupakan hasil dari kerja individu untuk mendapatkan informasi tentang suatu topik dan bahan yang akan dipelajari. Sumber untuk itu harus mereka dapatkan dari pemahaman sendiri, dari literatur, dan dari masyarkat di tempat lingkungan mereka berada. Pada pertemuan selanjutnya hasil itu akan di diskusikan bersama.
Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan salam dan doa bersama. Pengantar materi ajar selalu saya sampaikan ketika mereka sudah siap untuk menerima materi. Pada penjelasan awal saya membuat catatan di papan tulis yang secara garis besar mengambarkan pokok-pokok atau garis besar materi yang akan dibahas seperti: pengendalian sosial, proses pengendalian sosial, dan jenis-jenis lembaga pengendali sosial. Sesuai kesepakatan bersama sebelumnya, setiap siswa sudah mempunyai catatan sendiri tentang materi yang menjadi pokok bahasan. Sejumlah siswa diberi kesempatan memaparkan pendapatnya berdasarkan catatan yang mereka buat kepada siswa-siswa lain untuk menangapi sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman mereka. Dalam hal ini saya bertindak selaku moderator yang bertugas untuk mengarahkan jalannya diskusi supaya berjalan dengan baik dalam arti tidak ada siswa yang berlomba untuk menanggapi materi dan menghargai setiap pendapat yang dikemukakan oleh temannya. Semuanya itu tetap ditulis di papan tulis demi untuk menghargai siswa dan juga sebagai sumber catatan siswa untuk bisa dipelajari lagi di rumah. Bagi mereka yang kurang berani untuk mengemukakan pendapatnya saya coba menawarkan kepada mereka membuat catatan untuk kemudian dibacakan. Pelaksanaan ini berlangsung cukup hangat dimana suasana belajar akan menjadi milik semua. Semua boleh berpendapat dan semua boleh bertanya kepada guru maupun kepada teman sekelas yang lain.
Di sini saya melihat bahwa siswa merasa mereka didorong untuk menyampaikan buah pikiran sesuai pemahaman dan kemampuan mereka dalam melihat suatu masalah atau persoalan, merasa dihargai karena tidak semata-mata menjadi objek pembelajaran, dapat menghargai pendapat orang lain serta dapat membuat kesimpulan atas apa yang mereka pelajari.
Dalam hal ini saya sebagai guru tidak membuat atau memberikan kesimpulan berdasarkan pendapat saya, akan tetapi hanya mengarahkan agar kesimpulan yang dibuat oleh siswa itu merupakan kesimpulan yang dapat diterima secara rasional.
Sebelum berakhirnya pertemuan, kepada siswa diberikan waktu untuk memberikan komentar kembali secara singkat apa yang telah mereka pelajari dari materi ini.

Beberapa Kendala yang Dihadapi
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran dengan cara pembelajaran seperti itu, terdapat kendala-kendala seperti :
1. Waktu yang dialokasikan dalam kurikulum untuk pembelajaran mata pelajaran Sosiologi tidak mencukupi, hal ini amat dirasakan dalam pembelajaran yang bersifat interaktif, dimana partisipasi siswa cukup tinggi.
2. Sikap siswa dalam pembelajaran: masih terdapat siswa-siswa yang pasif dalam pembelajaran, mereka lebih suka menerima saja dan masih sulit untuk mau menyampaikan pendapat/buah pikiran mereka.
3. Keterbatasan sarana penunjang pembelajaran: selain buku, media yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran disekolah ini masih terbatas, bahan-bahan referensi yang bisa digunakan siswa untuk memperkaya pengetahuan dan wawasannya terbatas jumlahnya, baik yang ada di perpustakaan sekolah maupun pada sumber-sumber yang ada diluar sekolah.

Untuk mengurangi dampak yang bersifat merugikan, seperti kendala-kendala tersebut di atas, sebagai guru saya berusaha mengembangkan bahan ajar dari topik-topik yang ada dalam silabus kurikulum seefisien mungkin, secara persuasif mendorong dan membantu siswa-siswa yang masih bersikap pasif dalam pembelajaran dengan menyemangati mereka untuk berbicara maupun tampil, serta mengupayakan untuk mendapatkan tambahan referensi dan membuat media penunjang sesuai kemampuan mereka.
Pembelajaran yang dilakukan pada kelas XI A di atas, telah memberikan perubahan baik kepada saya selaku guru maupun kepada siswa. Perubahan itu terasa ketika saya mempersiapkan alur dan skenario pembelajaran untuk penyampaian materi di kelas dimana sebelumnya belum pernah dilakukan. Dan ketika skenario dilaksanakan dan hasilnya baik, ada kepuasan tersendiri yang muncul berupa keinginan untuk mengulang kembali apa yang telah dilakukan dan menyempurnakannya untuk kegiatan ke depan.
Bagi siswa sendiri berdasarkan pengamatan saya selama proses kegiatan berlangsung ada beberapa perubahan berupa:
1. Siswa merasa dilibatkan dalam mencari dan menggali pengetahuan tentang sesuatu masalah, dari sumber manapun dan menuturkan pendapat mereka.
2. Keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya kepada guru dan rekan siswa lain bertambah, karena merasa pendapatnya didengar dan dihargai.
3. Siswa sudah bisa menjelaskan secara sistematis menurut pemahamannya kepada guru dan teman sekelasnya tentang materi yang telah dipelajari.
4. Sikap penghargaan terhadap pendapat teman dan guru sudah mulai muncul pada diri siswa, ini bisa dilihat ketika ada siswa yang menjelaskan, maka yang lainnya mendengarkan, dan memperhatikan dengan penuh perhatian.
5. Siswa mampu membuat kesimpulan sendiri atas apa yang dipelajarinya.

Ada banyak pelajaran yang saya peroleh dari penerapan cara pembelajaran siswa seperti ini, yaitu saya sudah bisa melihat perubahan pada diri siswa sesuai dengan apa adanya. Sikap terbuka dan menghargai siswa dalam belajar merupakan salah satu hasil yang saya dapatkan dalam penerapan pembelajaran berperspektif demokratis yang selama ini dimimpikan oleh semua orang dan kalangan didunia pendidikan.

0 komentar on "MENGELOLA CARA PEMBELAJARAN YANG BERORENTASI PADA KEMAMPUAN SISWA"

Posting Komentar

 

kampung anak Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez